IBX5980432E7F390 Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas di PT PLN (Persero) Distribusi Kabupaten Pidie - Belajar Ilmiah

Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas di PT PLN (Persero) Distribusi Kabupaten Pidie

Analisis  Laporan  Keuangan Dalam  Mengukur Tingkat  Profitabilitas di PT  PLN (Persero) Distribusi  Kabupaten Pidie


BAB I
PENDUHULAN

A. Latar belakang masalah 
Keadaan perekonomian indonesia sedang dilanda krisis yang berkepanjangan sejak tahun 1997, sehingga sangat berpengaruh terhadap perkembangan dunia usaha baik perusahaan swasta maupun badan usaha milik negara ( BUMN ) yang mengalami failed, dikarenakan tidak mampu lagi mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, salah satu penyebab terjadinya peningkatan harga produk dan terjadinya penurunan daya beli konsumen. Sedangkan tujuan daripada perusahaan pada umumnya adalah memperoleh laba, sedangkan tujuan untuk memperoleh laba perusahaan harus mampu bersaing dengan perusahaan yang lainnya, maka hal tersebut mendorong perusahaan untuk meningkatkan kualitas baik kualitas jasa manapun kualitas produk.

Agar dapat mengetahui perkembangan perusahaan, maka suatu perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangannya dan kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubngan dengan posisi keuangan dan hasil – hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.

Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan, maka perusahaan perlu mengadakan analisis terhadap laporan keuangan tersebut. Analisis laporan keuangan sangat diperlukan oleh perusahaan, karena dengan mengnalisis laporan keungan kondisi perusahaan dapat diketahui apakah perusahan itu mengalami kemajuan atau kemunduran.

Dalam menganalisis dan menilai posisi keuangan pada suatu perusahaan, maka perusahaan perlu memiliki alat bantu guna dapat mengukur tingkat keuangan, salah satunya yaitu dengan mengukur tingkat profitabilitas. Profitabilitas adalah menunjukan kemampuan suatu perusahan dalam memperoleh keuntungan dalam suatu periode tertentu.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas,penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada masalah tersebut denagn mengambil judul : “Analisis laporan keuangan dalam mengukur tingkat profitabilitas di PT PLN ( persero )distribusi Kabupaten Pidie .”
B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 
1.Tujuan penelitian 
 Berdasarkan masalah yang ada maka yang menjadi tujuan penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan analisis laporan keuangan di PT PLN (persero) distribusi Kabupaten Pidie 
2. Untuk mengetahui bagaimana tingkat profitabilitas ekonomi di PT PLN ( persero ) distribusi Kabupaten Pidie 
3. Untuk mengetahui bagaimana analisis laporan keuangan dapat mengukur tingkat profitabilitas ekonomi di PT PLN ( persero )distribusi Kabupaten Pidie 
2. Kegunaan Penelitian
2.1.  Bagi penulis
Bagi penulis penelitian ini sangat bermanfaat dalam mendapatkan gambaran yang sebenarnya antara teori dan praktek. Selain itu dapat menganalisis dan memecahkan masalah dengan menerapkan metode ilmiah,khususnya menyangkut analisis laporan keuangan dapat mengukur tingkat profitabilitas ekonomi di PT PLN ( persero ) distribusi Kabupaten Pidie 
2.2. Bagi perusahaan 
 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan sumbang saran bagi perusahaan yang menjadi objek penelitian untuk memperbaiki atau meningkatkan usaha atau cara terhadap laporan keuangan ,Sehingga laporan keungan – keuangannya dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan relevan bagi pihak yang berkepentingan
2.3 Bagi akademis 
Sebagai studi perbandingan antara teori –teori yang diperoleh dibangku kuliah dengan praktek yang berlaku mengenai analisis laporan keuangan dalam mengukur tingkat profitabilitas ekonomi di PT PLN ( persero ) Distribusi Kabupaten Pidie . Dan dapat dijadikan sebagai referensi guna penelitian lebih lanjut yang lebih luas dan mendalam untuk penulisan karya ilmiah.
C. Kerangka Pemikiran
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk
memberikan data posisi keuangan dan hasil – hasil yang dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan, data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak – pihak yang berkepentingan apabila ada data tersebut diperbandingkan untuk tiga periode lebih, dan analisa lebih lanjut sehingga dapat mengetahui apakah perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran. Informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan biasanya terlihat dalam laporan keuangan yang menyajikan data – data mengenai posisi keuangan, hasil opersai dan perubahan posisi keuangan perusahaan. 
Informasi keuangan tersebut akan dapat prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Seperti yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia ( IAI ), yang dikutip dalam buku standar akuntansi keuangan (2002: 2) dalam ranagka menyusun dan penyajian laporan keuangan menyatakan bahwa : 
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba _ rugi, laporan perubahan posisi keuangan (  yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas,atau laporan arus dana ), integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut.

Analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan dan kecenderungan untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha, dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan. Data keuangan perlu disusun dan disederhanakan kemudian dianalisis dan ditafsirkan sehingga dapat memberikan pada perusahaan kearah perkembangannya.
Untuk melihat perkembangan suatu perusahaan, maka perusahaan perlu mengadakan analisis terhadap laporan keuangan. Analisis laporan keuangan sangat diperlukan oleh perusahaan karena dengan menganalisis laporan keuangan, kondisi perusahaan dapat diketahui apakah perusahaan tersebut mengalami kemajuan atau kemunduran. Selain itu analisis laporan keuangan sangat membantu perusahaan, terutama dalam mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan. S Munawir (2000: 33) mengemukakan pengertian profitabilitas adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Melalui analisis laporan keuangan perusahaan dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan, dimana dengan hasil – hasil tersebut pihak – pihak yang berkepentingan dapat mengambil keputusan.
D. Asumsi dan pertanyaan penelitian
1.Asumsi 
Penagambilan langkah yang tepat dari suatu penelitian yaitu dengan melakukan asumsi. Hal ini dimaksudkan agar penulis mempunyai pegangan serta arah dalam penelitian ini, sebagaimana yang telah diungkapkan oleh komarudin (2001:2) dalam kamus istilah skripsi dan tesis menyatakan asumsi adalah sesuatu yang dianggap tidak mempengaruhi atau dianggap konstan, 
asumsi menetapkan faktor – faktor yang dapat diawasi dan dapat berhubungan dengan syarat, kondisi dan tujuan serta memberikan hakekat dan arah argumentasi.
Sedangkan pengertian asumsi menurut Winarno Surakhmad yang dikutip dalam buku Metodologi penelitian (2004:58) menyatakan bahwa asumsi merupakan sesuatu yang dianggap konstan, asumsi menetapkan faktor – faktor yang diawasi, asumsi dapat berhubungan dengan syarat – syarat, kondisi – kondisi dan tujuan, asumsi memberikan hakekat, bentuk,dan arah argumentasi.
Berdasarkan pengertian diatas, maka untuk mempermudah penelitian, penulis menentukan asumsi sebagai berikut : 
a. Penyusunan laporan keuangan pada PT PLN (persero) distribusi jawa barat UPJ GARUT telah memenuhi prinsip – prinsip standar akuntasi 
b. Kemampuan dan keterampilan petugas penyusun laporan keuangan di PT PLN (persero) distribusi Kabupaten Pidie dianggap memiliki SDM yang baik
c. Kebijakan PT PLN (persero) distribusi Kabupaten Pidie yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan dan analisis laporan keuangan dianggap konstan.
1. Pertanyaan penelitian 
Dengan asumsi tersebut diatas maka penulis mengajukan pertanyaan penelitian yaitu apakah laporan keuangan dapat digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas ekonomi di PT PLN (persero) distribusi Kabupaten Pidie ?  

F. Definisi Opersional
Untuk menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman juga penafsiran antara penulis dan pembaca, maka perlu adanya penafsiran istilah. Istilah yang digunakan dalam skripsi ini adalah :
1.Kamus besar Bahasa Indonesia edisi ke tiga (2000:43) menyatakan bahwa analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.
2. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam bukunya standar akuntansi keuangan (2000:2) maenyatakan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan, dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. 
    Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut. 
3. Munawir (2000: 33) menyatakan bahwa profitabilitas Adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk Menghasilkan laba selama periode tertentu.
4. Munawir (2000: 31) menyatakan bahwa analisis laporan Keuangan adalah memperbandingkan elemen – elemen Yang terdapat dalam laporan keuangan untuk dianalisis Dalam tiga periode atau lebih, sehingga akan dapat Diketahui keadaan finansial suatu perusahaan yang akan Mendukung keputusan yang akan diambil
Memperhatikan pengertian istilah diatas, maka yang dimaksud  dengan analisis laporan keuangan dalam mengukur tingkat profitabilitas dalam penelitian ini adalah kegiatan penyelidikan laporan keuangan yang mencakup neraca, dan laporan rugi laba, dalam mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan cara membandingkan elemen – elemen yang terdapat dalam laporan keuangan sebanyak 3 tahun.   

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Analisis laporan keuangan 
1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan 
Analisis laporan keuangan merupakan penelaahan terhadap hubungan – hubungan dan kecenderungan terhadap laporan keuangan untuk menilai apakah posisi, keuangan, hasil opersi, dan perkembangan perusahaan itu memuaskan atau tidak.
Menurut S. Munawir (2000: 31) mengemukakan bahwa analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut : 
Data keuangan akan lebih berarti bagi pihak – pihak yang Berkepetingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua Periode atau lebih dan dianalisa lebih lanjut sehingga dapat 
Mendukung keputusan yang akan diambil. 
Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2003: 327) mengemukakan bahwa analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut : 
Dengan menghubungkan elemen – elemen dari  berbagai aktiva satu dengan yang lainnya, elemen – elemen dari berbagai pasiva satu dengan lainnya serta menghubungkan elemen – elemen dari aktiva dan pasiva dalam neraca pada suatu saat tertentu akan dapat 
diperoleh banyak gambaran mengenai posisi atau keadaan finansial Suatu  perusahaan.
Dari pertanyaan diatas, dapat dikemukakan bahwa analisis laporan keuangan adalah memperbandingkan elemen – elemen yang terdapat dalam laporan keuangan untuk di analisis dalam dua periode atau lebih, sehingga akan dapat diketahui keadaan finansial suatu perusahaan.
2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan 
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil – hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak – pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dianalisis lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung keputusan yang akan diambil. 
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam standar akuntansi keuangan (2002: 4) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyngakut posisi keuangan, kinerja ,serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
S Munawir (2000: 6) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan (progress report) secara periodik yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan. 
Sedangkan menurut bertein yang dialih bahasakan oleh Sofyan Safri Haraphap (2003; 147) menyatakan bahwa tujuan analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut : 
a.Screening
   Analisis dilakuakan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi laporan keuangan perusahaan dalam memilih kemungkinan investasi atau merger 
b.Understanding
   Analisis dilakukan dengan tujuan untuk memahami perusahaan,kondisi keuangan dan hasil usahanya
c.Forcasting
  Analisis dilkukan dengan tujuan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan dimasa yang akan datang
d.Dignosis
   Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah yang terjadi baik dalam manajemen, oprasi, keuangan, atau masalah lainnya
e.Evaluation 
   Analisis dilakukan dengan tujuan untuk memulai prestasi manajemen dalam mengelola perusahaan 
Dari pendapat diatas,dapat dikemukakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi atau untuk memberikan gambaran mengenai posisi keuangan dari satu perusahaan yang bermanfaat bagi pimpinan untuk merumuskan kebijksanaan perusahaan untuk masa yang akan datang.
3.    Sumber Analisis Laporan Keuangan  
Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan, perlulah perusahaan mengadakan interprestasi atau analisis terhadap data keuangan dari perusahaan yang bersangkutan, dan data keuangan itu akan tercermin didalam laporan keuangan.Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam bukunya standar akuntasi keuangan (2002: 2) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah sebagai berikut :  Laporan keuangan merupakan bagian proses pelaporan keuangan.laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca,laporan Rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas, 
atau laporan arus dana), catatan dari laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut.  
• Menurut  myner dalam bukunya financial statement analisis yang dialih bahasakan oleh S.
• Munawir (2000:5) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah sebagai berikut :  Laporan keuangan adalah dua daftar yang disusn oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca, atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau rugi laba. Pada waktu akhir – akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan – perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tak dibagikan (laba yang ditahan).
•Menurut Zaki Baridwan yang dikutip dalam buku intermediate accounting (2001:17)menyatakan bahwa pengertian laporan keuangan adalah sebagai berikut :  Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, yang juga merupakan suatu ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. 
Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggung jawabkan Tugas – tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. disamping itu laporan keuangan dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan – tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak – pihak diluar perusahaan.
• Menurut Bambang Riyanto dalam bukunya dasar – dasar pembelajaran perusahaan (2003: 327) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah sebagai berikut : Laporan finansial (financial statment), memberikan ikhtisar mengenai kaedaan financial suatu perusahaan, dimana neraca atau(balance sheet) mencerminkan nilai aktiva,utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan rugi laba (income statement) mencerminkan hasil – hasil yang dicapai selama suatu periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun.
Dari pengertian diatas, dapat dikemukakan bahwa pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan rugi – laba serta laporan perubahan modal, dimana neraca menunjukan atau menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan perhitungan dari laporan rugi – laba memperlihatkan dari hasil – hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan modal menunjukan sumber dan penggunaan atau alasan –alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan.
Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji dan pekerjan bagi pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan dari suatu perusahaan, 
dimana dengan hasil analisis tersebut pihak – pihak yang berkepentingan mengambil suatu keputusan. Jadi untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil – hasil yang dicapai oleh perusahan tersebut perlu adanya laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.
Laporan keuangan disajikan dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan pihak intern dan pihak ekstern yaitu untuk keperluan pimpinan perusahaan dalam mengendalikan perusahaan yang di pimpinnya agar dapat mencapai tujuan – tujuan secara efesien. Pihak ekstern yaitu untuk keperluan para pemegang saham, para kreditur, pemerintah dan pihak – pihak lain yang memerlukan.
Munawir (2000:2) menyatakan bahwa pihak – pihak yang berkepentingan dalam perusahaan yaitu : 
1.Pemilik perusahaan, 
Sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaanya,terutama untuk perusahaan – perusahaan yang pimpinannya diserahkan kepada orang lain seperti perseroan, karena dengan laporan tersebut pemilik perusahaan akan dapat menilai sukses tidaknya manager dalam memimpin perusahaannya dan kesuksesan seorang biasanya dinilai atau diukur dengan laba yang diperoleh perusahaan.
2. Manager atau pimpinan perusahaan 
Dengan mengetahui posisi keuangan perusahaannya period yang baru lalu akan dapat menyusun rencana yang baik, memperbaiki sistem pengawasannya dan menentukan kebijaksanaan – kebijaksanaannya yang lebih tepat. Bagi  managemen yang penting adalah bahwa laba yang dipakai cukup tinggi, cara kerja yang efisien, aktiva aman terjaga dengan baik,struktur permodalan sehat dan bahwa perusahaan mempunyai rencana yang baik mengenai hari deapan, baik dibidang keuangan maupun dibidang opersi.   
3.  Para investor (penanam modal jangka panjang)
Bankers maupun para kreditur lainnya sangat berkepentingan atau memerlukan laporan keuangan perusahaan dimana mereka ini menanamkan modalnya. Mereka ini berkepentingan terhadap prospek keuntungan dimasa mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya, untuk mengetahui jaminan investasinya dan untuk mengetahui kondisi keuangan jangka pendek perusahaan tersebut.
4.Para kreditur dan bankers 
Sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau menolak permintaan kredit dari suatu perusahaan, perlu mengetahui terlebih dahulu posisi keuangan dari suatu perusahaan yang bersangkutan. Posisi atau keadaan keuangan perusahaan peminta kredt akan dapat diketahui melalui penganalisaan laporan keuangan perusahaan tersebut. Hal ini akan dilakukan baik oleh kreditur jangka pendek maupun kreditur jangka panjang.
5.Pemerintah
Dimana perusahaan tersebut berdomisili, sangat berkepentingan dengan laporan  keuangan perusahaan tersebut, disamping untuk menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan juga sangat diperlukan oleh biro pusat statistik.dinas perindustrian, perdagangan, dan tenaga kerja untuk dasar perencanaan pemerintah.
Dari uraian diatas, dapat dikemukakan bahwa informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifat umum, sehingga tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi semua pihak. Oleh karena itu tanggung jawab manajemen untuk menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi yang lazim digunakan Indonesia, sehingga laporan keuangan yang disajikan dapat dipahami oleh semua pihak.

Adapun bentuk – bentuk laporan keuangan sebagai berikut , laporan keuangan yang lengkap meliputi neraca, laporan rugi – laba , laporan equitas serta laporan keuangan lainnya yang dapat mencerminkan hasil – hasil yang telah dicapai oleh perusahaan selama periode tertentu. Untuk lebih memahami hal tersebut perlu kiranya bagi penulis untuk membahas tentang bentuk isi serta prinsip – prinsip dari tiap macam laporan keuangan. 
a)  Neraca  
Menurut S. Munawir (2000: 13) menyatakan neraca adalah sebagai berikut : 
Laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang srta modal dari suatu perusahaan pada suatu tertentu.jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukan posisi keuangan suatu peruasahaan pada tanggal tertentu, 
biasanya pada waktu dimana buku- buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiscal atau tahun kalender,sehingga neraca sering disebut dengan balance sheet.
Dari pendapat diatas, dapat dikemukakan bahwa neraca adalah laporan yang menyajikan tentang aktiva,hutang,dan modal suatu perusahaan pada saat tertentu atau periode tertentu.
Dengan demikian neraca terdiri dari tiga bagian utama yaitu aktiva, hutang, dan modal.
1)   Aktiva
Menurut S. Munawir (2000: 14) menyatakan aktiva adalah sebagai berikut :
Dalam pengertian aktiva tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja, tetapi termasuk juga pengeluaran – pengeluaran yang belum dialokasikan ( deffered charges ) atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva yang tidak berwujud lainnya ( itengible assets ) misalnya goodwill, hak patent, hak menerbitkan dan sebagainya.
Sedangkan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia ( IAI ) dalam bukunya standar akuntansi keuangan ( 2002: 13 ) menyatakan bahwa aktiva adalah sumber data yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diperoleh dari perusahaan. 
Dari pengertian diatas dapat dikemukakan bahwa aktiva adalah sumber – sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan manfaatnya dimasa datang.
Pada dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar :

a) Aktiva lancar
Menurut S. Munawir (2000: 14) menyatakan aktiva lancar adalah sebagai berikut : Uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumen dalam periode berikutnya ( paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal ). 
Sedangkan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia ( IAI ) dalam bukunya standar akuntansi keuangan (2002:92) menyatakan bahwa aktiva lancar adalah aktiva yang diharapkan dapat direalisasikan dalam satu tahun atau dalam satu siklus operasi normal, perusahaan, yang mana yang lebih lama.
Dari pengertian diatas, dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan aktiva lancar adalah aktiva yang dapat dicairkan atau diuangkan dalam waktu satu tahun atau dalam siklus opersai normal.
Yang termasuk kelompok aktiva lancar adalah : 
1) kas atau uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan.
2) Investasi jangka pendek ( surat –surat berharga atau marketable securities ), adalah investasi yang sifatnya sementara ( jangka pendek ) dengan maksud untuk memanfaatkan uang kas yang untuk sementara belum dibutuhkan dalam operasi. 
 3) piutang weseal, adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam suatu wesel atau perjanjian yang diatur dalam undang – undang karena wesel pembuatanya diatur dengan undang – undang, maka wesel ini lebih mempunyai kekuatan hukum dan lebih terjamin pelunasannya, dan piutang wesel ( notes receiveable ) ini dapat diperjual belikan. 
4) piutang dagang, adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditor atau langganan ) sebagai akibat adanya penjualan barang dagangan secara kredit. 
5) persediaan, untuk perusahaan perdagangan yang dimaksud dengan persedian adalah semua barang – barang yang diperdagangkan yang sampai tanggal neraca masih digudang atau masih belum laku dijual. Untuk perusahaan 
6) manufacturing ( yang memproduksikan barang ) maka persediaan yang dimiliki meliputi : persediaan bahan mentah, persediaan barang dalam dalam proses, dan persediaan barang jadi.
7) piutang penghasilan atau penghasilan yang masih harus diterima ,adalah penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan karena perusahaan telah memberikan jasa atau prestasinya, tetapi belum diterima pembayarannya, sehingga merupakan tagihan.
8) pereskot atau biaya yang harus dibayar dimuka, adalah pengeluaran untuk memperoleh jasa atau prestasi dari pihak lain, tetapi pengeluaran itu belum menjadi biaya atau jasa atau prestasi pihak lain itu dinikmati oleh perusahaan pada periode ini melainkan pada periode berikutnya.
b) Aktiva tidak lancar
Menurut S. Munawir (2000: 16) menyatakan aktiva tidak lancar adalah sebagai berikut :Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen atau jangka panjang (mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan ).
Yang termasuk aktiva lancar adalah : 
1) investasi jangka panjang dapat berupa : 
(a) saham dari perusahaan lain, obligasi atau pinjaman dari perusahaan lain.
(b) aktiva tetap yang tidak ada hubungannya dengan usaha perusahaan 
(c) dalam bentuk dana – dana yang sudah mempunyai tujuan Tertentu.
Tujuan investasi atau penanaman ini pada umumnya adalah untuk
Dapat mengadakan pengawasan terhadap kebijaksanaan atau kegiatan terhadap perusahaan lain, untuk memperoleh pendapatan yang tetap secara terus menerus, untuk membentuk suatu dana tujuan – tujuan tertentu, untuk membina hubungan baik drngan perusahaan lain, dan untuk tujuan – tujuan lainnya.
Penyajian investasi jangka panjang ini dalam neraca adalah sebesar cost atau harga perolehan dari investasi tersebut,yang meliputi harga beli, komisi perantar, pajak, dan pengeluaran – pengeluaran lain sehubungan dengan pembelian investasi jangka panjang tersebut.
2) aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang fisiknya nampak (kongkrit) dimasukan dalam aktiva tetap ini meliputi : 
a)  tanah yang diatasnya didirikan bangunan atau digunakan operasi, misalnya sebagai lapangan, halaman, tempat parkir, dan lain sebagainya.
b)  bangunan baik bangunan kantor, toko, maupun bangu untuk pabrik 
c)  Mesin
d) Inventaris
e) Kendaraan atau perlengkapan alat – alat lainnya 
3) Aktiva tetap tidak terwujud ( intangable fixed assets ) adalah 
kekayaan perusahaan yang secara fisik tidak nampak, tetapi 
merupakan suatu hak yang mempunyai nilai dan dimiliki 
oleh perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan
termasuk dalam aktiva tetap tidak terwujud ini meliputi :
hak cipta, merek dagang, biaya pendirian ( orgaization cost ), 
lisensi, goodwill,dan sebagainya.
4) Beban yang ditangguhkan ( deferred charges ),adalah 
menunjukan adanya pengeluaran atau biaya yang mempunyai manfaat jangka panjang ( lebih dari satu tahun ),atau suatu pengeluaran yang akan dibebankan juga pada periode – periode berikutnya.
5) Aktiva lain – lain adalah menunjukan kekayaanya atau aktiva 
perusahaan yang tidak dapat atau belum dapat dimasukan 
dalam klasifikasi – klasifikasi sebelumnya, misalnya gedung 
dalam proses, tanah dalam penyelesaian piutang jangka 
panjang dan sebagainya.
2)   Hutang
Menurut Menurut S. Munawir (2000: 18) menyatakan bahwa hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi,dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang bersal dari kreditur.
Sedangkan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia ( IAI ) dalam bukunya standar akuntansi keuangan (2002:17) menyatakan hutang adalah kewajiban merupakan hutang masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaianya diharapkan mengakibatkan arus kas keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
Dari pengertian tersebut diatas, dapat dikemukakan bahwa hutang atau kewajiban adalah hutang yang harus dipenuhi oleh perusahaan.
Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan kedalam hutang lancar ( hutang jangka pendek ) dan hutang jangka panjang.
(a)  Hutang lancar atau hutang jangka pendek
Menurut Menurut S. Munawir (2000: 18) menyatakan bahwa hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek ( satu tahun sejak tanggal neraca ) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan.
Sedangkan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia ( IAI ) dalam bukunya standar akuntansi keuangan (2002:911) menyatakan bahwa kewajiban jangka pendek adalah kewajiban yang diharapkan akan dilunasi dalam waktu satu tahun atau satu siklus operasi normal perusahaan, mana yang lebih lama.
Dari pengertian diatas, dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kewajiban jangka pendek adalah hutang jangka pendek atau hutang lancar yang harus dilunasi dalam waktu satu tahun. 
Yang termasuk hutang lancar adalah : 
1) Hutang dagang, adalah hutang yang timbul karena adanya pembelian barang dagang secara kredit
2) Hutang wesel, adalah hutang yang disertai dengan janji tertulis ( yang diatur dengan undang – undang ) untuk melakukan pembayaran sejumlah tertentu pada waktu tertentu dimasa yang akan datang
3) Hutang pajak, baik pajak untuk perusahaan yang bersangkutan maupun pajak pendapatan karyawan yang belum disetorkan ke kas negara. 
4) Biaya yang masih harus dibayar, adalah biaya – biaya yang harus sudah terjadi tetapi belum dilakukan pembayarannya.
5) Hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, adalah sebagian ( seluruh ) hutng jangka panjang yang sudah menjadi hutang jangka pendek, karena harus segera dilakukan pembayarannya.
6) Penghasilan yang diterima dimuka ( defered revenue ) adalah penerimaan uang untuk penjualan barang dan jasa 
yang belum direalisasi. 
b)    Hutang jangka panjang 
Menurut Menurut S. Munawir (2000:19) menyatakan bahwa hutang lancar atau hutang jangka panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya ( jatuh tempo ) masih jangka panjang ( lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca ).
Dari pengertian diatas, bahwa yang dimaksud hutang jangka panjang adalah hutang yang periode pengambilannya lebih dari satu tahun. 
Yang termasuk hutang jangka panjang adalah : 
• hutang obligasi 
• Hutang hipotik, adalah hutang yang dijamin dengan aktiva tetap  
Tertentu
• Pinjaman jangka waktu yang lain 
3)   Modal
Menurut Menurut S. Munawir (2000: 19) menyatakan Modal 
sebagai berikut : hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukan dalam pos modal ( modal saham ), surflus dan laba yang ditahan atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang – hutangnya. Sedangkan menurut ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam buku standar akuntansi keuangan (2002:17), menyatakan bahwa modal atau ekuitas adalah hak residul atau aktiva perusahaan setelah dikurangi semua perusahaan. Bentuk neraca  : 
Menurut S Munawir bentuk – bentuk neraca (2000: 20) adalah sebagai berikut:
1. bentuk skronto ( account form ) dimana semua aktiva tercantum  
    sebelah kiri atau debet dan hutng,serta modal tercantum sebelah
    kanan atau kredit
2. Bentuk vertical ( refort form ), dalam bentuk ini semua aktiva 
    nampak dibagian atas yang selanjutnya diikuti dengan hutang 
    jangka pendek, hutang jangka panjang, serta modal 
3. Bentuk neraca yang disesuaikan dengan kedudukan atau posisi 
    keuangan perusahaan, bentuk ini bertujuan agar kedudukan atau 
    posisi keuangan yang dikehendaki nampak dengan jelas.

b.  Laporan rugi laba 
Menurut Menurut S. Munawir (2000: 26) menyatakan bahwa 
laporan rugi – laba  adalah suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan biaya, rugi – laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu.
Bentuk rugi – laba 
Menurut Menurut S. Munawir (2000: 26) menyatakan bahwa 
laporan rugi – laba adalah sebagai berikut : 
1. Bentuk single step, yaitu dengan menggabungkan semua penghasilan menjadi satu kelompok dan semua biaya dalam satu kelompok, sehingga untuk menghitung rugi – laba bersih hanya memerlukan satu langkah yaitu mengurangkan total biaya terhadap total penghasilan
2. Bentuk multiple step, dalam bentuk ini dilakukan pengelompokan yang teliti sesuai dengan prinsip yang digunakan secara umum
3.Laporan rugi – laba yang ditahan, laba – rugi yang timbul secara insidential dapat diklasifikasikan tersendiri dalam laporan – laporan rugi – laba atau dicantumkan dalam laporan laba yang ditahan (retained earning statement ) atau dalam laporan perubahan modal, tergantung pada konsep yang dianut perusahaan.
C. Lporan laba yang ditahan
Menurut S. Munawir (2000: 7) menyatakan bahwa laporan laba yang ditahan adalah suatu laporan yang didalamnya ditunjukan mengenai laba yang tidak dibagi awal periode ditambah ditunjukan mengenai laba yang tidak dibagi awal periode ditambah dengan laba ( dalam laporan rugi – laba ) dan dikurangi dengan deviden yang diumumkan selama periode yang bersangkutan. 
Dari pendapat diatas, dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan laporan laba yang ditahan adalah laporan yang terdiri dari laba yang tidak dibagi awal periode ditambah dengan laba yang terdapat dalam laporan rugi – laba dan dikurangi dengan deviden.
Laba atau rugi yang timbul secara insidential dapat diklasifikasikan tersendiri dalam laporan – lporan rugi – laba atau dicantumkan dalam laporan laba yang ditahan ( retained earning statement ) atau dalam laporan perubahan modal tergantung pada konsep yang dianut oleh perusahaan yang bersangkutan.
Kalau perusahaan mengikuti clean surflus principle atau all anclusive concept,maka semua rugi laba insidential nampak dalam laporan rugi – laba, dan dalam laporan laba yang ditahan hanya berisi : 
a). Net income yang ditransfer dari laporan rugi –laba 
b).Deklarasi ( pembayaran ) devident
c).Penyisihan dari laba ( appropriation of retained earning )
Kalau perusahan mengikuti non clean surplus concept atau current operating performance, maka dalam laporan rugi – laba hanya menentukan hasil dari oprasi normal periode itu, sedangkan rugi – laba yang timbul secara insidential nampak dalam laporan perubahan modal atau laporan laba yang ditahan.
4, Metode dan teknik analisis laporan keuangan 
Analisis laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari hubungan – hubungan dan tendesi atau kecenderungan ( trend ) untuk menentukan posisi kekeuangan dan hasil opersi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan. 
Metode dan teknik analisa digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos – pos yang ada laporan, sehingga dapat diketahui perubahan – perubahan dari masing – masing pos tersebut bila dibandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk suatu perusahaan tertentu, atau diperbandingkan dengan alat – alat perbandingan lainnya, misalnya diperbandingkan dengan laporan keuangan yang dibudgetkan atau dengan laporan keuangan perusahaan lainnya. 
Menurut S Munawir (2000: 36)menyatakan metode analisa yang dapat digunakan dalam menganalisa laporan keuangan terdiri dari dua metode yaitu : 
1. Metode horizontal atau metode dinamis, adalah analisa dengan 
menggunakan pembandingan laporan keuangan untuk beberapa 
periode atau beberapa saat,sehingga akan diketahui 
perkembangannya.
2. Metode vertikal atau metode analisis statis, adalah apabila 
laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode 
atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos 
yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan 
 tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau 
hasil operasi pada saat itu saja.
Menurut S Munawir (2000: 36)menyatakan teknik analisa yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut :
1. Analisa perbandingan laporan keuangan, metode dan teknik 
analisa dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk
dua periode atau lebih, dengan menunjukan : 
    1). Data absolute atau jumlah – jumlah dalam rupiah
    2).     kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah
    3). kenaikan atau penurunan dalam presentase
    4). perbandingkan yang dinyatakan dengan ratio
    5). presentase dari total
1). Tren atau tedensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan
yang dinyatakan dalam presentase, adalah suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukan tendensi tetap,naik atau bahkan turun.
2).Laporan dengan prosentase perkomponen atau comman size statement, adalah metode analisa untuk mengetahui presentase investasi pada masing – masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.
3).Analisa sumber dan pengguaan modal kerja, adalah suatu analisa untu mengetahui sumber – sumber serta pengguaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab – sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.
4).Analisa sumber dan pengguaan kas ( cash flow statement analysis),adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab – sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber – sumber serta pengguaan uang kas selama periode tertentu.
5).Analisa ratio, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos – pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi – laba secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
2. Analisa laporan dari laba kotor ( gross profit analysis),adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab – sebab perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut
3. Analisis break even, adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan.
Metode dan teknis analisa yang digunakan, semuanya itu adalah 
merupakan permulaan dari proses analisa yang diperlukan untuk menganalisa laporan keuangan, dan setiap metode analisa mempunyai
tujuan yang sama yaitu untuk membuat agar data lebih dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak – pihak yang membutuhkan.

4.Jenis – jenis Analisis Laporan Keuangan 
Dalam menganalisa dan menilai posisi keuangan dan potensi atau kemajuan – kemajuan perusahaan, faktor untuk menilai posisi keuangan dengan mengadakan analisa ratio yang dapat menginterprestasikan kondisi keuangan dari hasil operasi suatu perusahaan.
Tujuan menganalisa pada umumnya adalah tingkat profitabilitas, solvabilitas, dan likwiditas dari perusahaan yang bersangkutan, oleh karena itu angka – angka rasio pada dasarnya juga dapat digolongkan.
Menurut S Munawir (2000:115) menyatakan angka – angka rasio dapat digolongkan sebagai berikut : 
a. Likwiditas, adalah menunjukan kemampuan suatu perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera 
dipenuhi,atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi 
kewajiban keuangan pada saat ditagih.
b. Solvabilitas, adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangan apabila perusahaan tersebut 
dilikwidasikan, baik kewajiban keuangan jangka pendek  
maupun jangka panjang.
c. Profitabilitas, adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba selama periode tertentu.
B. Profitabilitas
1.  Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas jumlah relatif laba yang dihasilkan dari sejumlah investasi atau modal yang ditanamkan dalam suatu usaha. Profitabilitas merupakan kriteria penilaian yang secara luas digunakan dan dianggap paling valid untuk dipakai sebagai alat pengukur tentang hasil pelaksanaan operasi perusahaan, karena mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
1. Profitabilitas merupakan alat pembanding pada berbagai altrernatif investasi atau penanaman modal yang ( yang sudah barang tentu )sesuai dengan tingkat resiko masing – masing secara umum dapat dikatakan semakin besar resiko suatu  penanam investasi atau modal dituntut profitabilitas yang semakin tinggi pula, demikian sebaliknya.
2. Profitabilitas mampu menggambarkan tingkat laba yang dihasilkan menurut jumlah yang ditanamkan atau investasinya, karena profitabilitas dinyatakan dalam angka relatif ( persentase ). 
    Menurut Bambang Riyanto (2003:35) menyatakan bahwa :
Profitabilitas menunjukan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal serta kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama suatu periode tertentu. Dan dinyatakan dalam suatu rumus sebagai berikut :
L   x 100 %                                                     
            M
Diman L, adalah jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu. 
Dan M , adalah modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. 
Sedangkan Menurut S Munawir (2000:165) menyatakan 
profitabilitas adalah sebagai berikut :
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dengan seluruh modal yang dipergunakan dalam suatu periode tertentu, dan untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah menggunakan modalnya secara produktif dan efesien atau belum,hal ini dilihat dengan menggunakan analisis profitabilitas.
Cara untuk menilai profitabilitas atau perusahaan adalah bermacam – macam dan tergantung pada laba dan aktiva atau modal mana yang akan diperbandingkan satu dengan yang lainnya. Apabila yang akan diperbandingkan itu laba yang berasal ini opersi usaha, atau laba netto sesudah pajak dengan aktiva operasi, atau laba netto sesudah pajak diperbandingkan dengan keseluruhan aktiva atau laba netto sejumlah pajak dengan jumlah modal tersendiri.
Jumlah laba yang diperoleh secara teratur kecenderungan atau trend keuntungan yang meningkat merupakan suatu faktor yang perlu mendapat perhatian menganalisis didalam menilai profitabilitas atau perusahaan. Profitabilitas merupakan jumlah relatif laba yang dihasilkan dari sejumlah investasi atau modal yang ditanamkan dalam suatu usaha.
Dari uaraian diatas, dapat dikemukan bahwa profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba dengan memperbandingkan antara laba dengan aktiva atau modal selama periode tertentu yang dinyatakan dalam persentase.
2. Tujuan atau fungsi perusahaan menghitung profitabilitas
Setiap perusahaan pada umumnya bertujuan untuk mencari laba,dimana laba merupakan barometer untuk menilai sejauh mana kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan, sedangkan untuk mengukur derajat laba suatu perusahaan biasanya digunakan ukuran profitabilitas, yaitu hasil perbandingan antara laba yang dihasilkan pada suatu waktu dengan besarnya modal yang diinvestasikannya.

Profitabilitas secara umum adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dengan seluruh modal yang bekerja didalamnya selama periode tertentu. Profitabilitas juga merupakan alat evaluasi yang paling valid tentang hasil operasi perusahaan.
Manfaat lain yang dapat diambil dari profitabilitas adalah dapat dipakai sebagai alat bantu perusahaan dalam membuat proyeksi laba perusahaan. Adapun tujuan perhitungan profitabilitas bagi perusahaan yaitu untuk mengetahui tingkat laba yang diperoleh dari modal yang dipakai atau dinamakan sebagai gambaran efesiensi perusahaan secara keseluruhan.
3. Jenis Profitabilitas 
Dengan terdapatnya bermacam – macam cara didalam usaha penilaian profitabilitas suatu perusahaan, maka jelas antara suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya tidak mempunyai kesamaaan didalam perhitungan profitabilitas. Bambang Riyanto (2003:35) menyatakan bahwa propitabilitas dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu profitabilitas ekonomi dan profitabilitas modal sendiri.
a. Profitabilitas ekonomi ( PE ) 
profitabilitas ekonomi,adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase. Laba yang diperhitungkan untuk menghitung profitabilitas ekonomi hanyalah laba dari hasil operasi perusahaan yaitu yang disebut laba usaha.

Profitabilitas ekonomi (PE) = laba bersih x 100 %                                                                                                                                                                                                                                                                       Modal
b. Profitabilitas modal sendiri ( PMS )
Profitabilitas modal sendiri atau sering disebut juga profitabilitas usaha, adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri disuatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang
menghasilkan laba tersebut dilain pihak. Laba yang diperhitungkan untuk menghitung modal sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal asing dan pajak perseroan atau income tax. 

Profitabilitas modal sendiri (PSM) =  laba bersih x 100 %                                                                                                                                              
Modal sendiri
4. Pengukuran dan penafsiran profitabilitas
Rasio pengukuran profitabilitas dapat dihitung dengan beberapa cara antara alin :
a. Rasio laba usaha dengan aktiva usaha
Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan dengan kekayaan atau asset yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut ( operating assets ) yang dimaksud dengan operating assets yaitu semua aktiva yang digunakan dalam kegiatan usaha atau memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan.

Rumusnnya adalah sebagai berikut : Lba usaha x 100 %                                                                                                                                                             
 Aktiva usaha
b. Rasio rate of return on investment ( ROI )
Rasio ini dapat diukur drngan perbandingan antara laba 
sebelum pajak dengan jumlah aktiva yang digunakan. Ratio
ini menunjukan kemampuan dari modal dan diinvestasikan
dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan 
investor.dan rumusnya adalah sebagai berikut : Rate of ROI : 
Laba sebelum pajak x 100 %                                                                                                                                                                                     
Aktiva usaha 
c. Profitabilitas Ekonomis 
       Profitabilitas ekonomis yaitu perbandingan antara laba dengan modal sendiri untuk menyediakan keuntungan bagi pemilik perusahaan semakin meningkat ratio ini akan semakin baik, karena laba yang diperoleh perusahaan akan semakin tinggi. Dan rumusnya adalah sebagai berikut : Profitabilitas Ekonomis:
Laba usaha x 100%                                                                                                                                                          Modal sendiri   
C. Laporan keuangan sebagai dasar pengukuran 
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang dapat di gunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak – pihak yang berkepentingan. Untuk memperoleh gambaran mengenai perkembangan keuangan suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut perlu mengadakan
 interprestasi atau analisis terhadap data keuangan dari perusahaan yang bersangkutan dan data tersebut akan tercermin dari laporan keuangan, sehingga dapat diketahui keadaan dan perkembangan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengetahui keadaan suatu perusahaan dalam menganalisis laporan keuangan yaitu dengan menggunakan alat ukur profitabilitas. Dengan menggunakan alat ukur ini, dapat diketahui perkembangan perusahaan, apakah perusahaan tersebut mengalami kenaikan atau penurunan dalam tingkat profitabilitas. Tingkat profitabilitas akan dapat diketahui dengan cara menganalisis dan menginterprestasikan
 laporan keuangan perusahaan bersangkutan dengan menggunakan metode atau teknik analisa yang tepat sesuai dengan tujuan analisa.
Dengan laporan keuangan perusahaan dapat menentukan atau menilai posisi keuangan suatu perusahaan, dimana dengan hasil analisis tersebut pihak – pihak yang berkepentingan dapat mengambil keputusan. Dengan demikian jelaslah bahwa laporan keuangan merupakan dasar perhitungan profitabilitas, hal ini dilakukan dengan melihat kemajuan atau kemunduran dari suatu perusahaan.



DAFTAR PUSTAKA

Bambang Riyanto (2003) Dasar – dasar Pembelanjaan perusahaan. Edisi  4 Yogyakarta : Penerbit BPPE. 

Ikatan Akuntansi Indonesia ( IAI ) ( 2002 ). Standar keuangan . jakarta : salemba empat

J. Fred weston & Thomas E Copeland ( 2005 ). Manajemen keuangan edisi 9 Jakarta : Binarupa aksara 

Suad Husana & enny Pudjiastuti ( 2002 ). Dasar – dasar manajemen keuangan. Edisi 3. Yogyakarta : Akademik Manajemen 

Perusahaan YKPN Sugiyono ( 1997 ) Metode penelitian Administrasi Bandung VC ALVABETA.

S. Munawir ( 2000 ). Analisis Laporan Keuanga. Edisi 4 Yogyakarta : Penerbit Liberty.

Winarno Surakhmad ( 2001 ) Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan teknik Bandung : Tarsito

Zaki Baridwan ( 2006 ) intermedite accounting FE UGM Yogyakarta 

Berlangganan Untuk Mendapatkan Artikel Terbaru:

0 Komentar Untuk "Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas di PT PLN (Persero) Distribusi Kabupaten Pidie"

Posting Komentar